ENGINE BRAKE
Nah, ngomong-ngomong soal engine break... sekedar sharing saja, jangan
suka atau sering mengandalkan engine break kalau masih bisa direm untuk
menahan laju kendaraan.
Engine break digunakan hanya sekedar
menurunkan kecepatan tanpa tukar gigi persneling. Cukup lepas gas dan
kemudian dibarengi injak rem kalau dirasa kendaraan masih terlampau
laju. Orientasi putaran mesin didesign untuk "mendorong beban" bukan
"menahan beban".
Menggunakan
engine brake secara extrim (misalkan pakai pindah gigi ke gigi yang
lebih rendah saat jalan menurun tajam), selain boros bbm juga
mempercepat keausan pada metal-metal / bearing dan pen piston di mesin.
Selalu gunakan rem untuk menahan laju kendaraan dan kalau memanfaatkan
engine brake harus selalu dibarengi rem juga yang tujuannya supaya laju
kendaraan stabil sampai mencapai kecepatan yang dikehendaki.
Banyak orang salah kaprah menahan laju kendaraan pakai gigi 1 atau gigi 2
saja saat turunan tajam sampai mesin meraung-raung. Selain boros bbm,
juga akan mempercepat rontoknya mesin. Cukup dikurangi kecepatan
terlebih dahulu sebelum mencapai jalan yang menurun tajam, lalu
sesuaikan gigi sesuai dengan kecepatan yang aman saat turunan dibarengi
dengan rem. Usahakan mesin tidak meraung-raung (RPM tinggi) saat
turunan.
Untuk kendaraan 4x2, engine brake hanya memanfaatkan
traksi dari 2 roda, sedangkan rem selalu memanfaatkan traksi dari 4
roda, jauh lebih efektif.
Bagaimana kalau rem jadi panas kalau
injak rem terus, terutama saat turunan tajam? Nah, ini tergantung
kepada kualitas kanpas rem yang digunakan. Kalau kualitas kanpas remnya
bagus, otomatis lebih tahan panas atau tidak cepat panas. Tapi tetap
saja fungsi rem yang harus dimanfaatkan untuk memperlambat laju
kendaraan dan fungsi mesin untuk mempercepat laju kendaraan atau menarik
beban. Jangan mesin dipakai untuk mengerem, ... salah kaprah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar